Sejarah Filsafat Plato

sejarah filsafat plato

Modernis.co, Malang – Plato merupakan salah satu tokoh filsuf dari Athena. Plato lahir di Athena sekitar tahun 428 atau 427 SM. Nama ayahnya Ariston dan ibunya Periktion. Plato merupakan keturunan raja terakhir di Athena yang disenangi oleh rakyat–rakyat Athena. Perkataan dan kebijakannya yang membuat rakyat tersebut sangat nyaman terhadap pemerintahan Krodus, raja terakhir di Athena.

Nama asli Plato sebenarnya Aristokles. Kenapa nama Plato yang viral bukan nama Aristokles? Karena bahu dan dahi nya yang sangat lebar. Guru senamnya memberi julukan Aristokles itu dengan sebutan Plato. Maka tidak lama kemudian nama Plato viral dan orang-orang sekitarnya memanggil Aristokles dengan sebutan Plato.

Di masa kecilnya, Plato mempelajari pelajaran umum  dan mempelajari tentang melukis, menggambar, belajar musik, puisi dan senam. Pada umur 12 tahun Plato pernah belajar ke Timur Tengah. Pada saat Plato muda, sering bergaul dan berdiskusi dengan tokoh–tokoh politik di Athena.

Pada umur 20 tahun, Plato bertemu dengan Socrates dan belajar dengannya. Plato menjadi murid setianya Socrates. Pelajaran yang telah diberikan oleh Socrates menjadi kepuasan bagi Plato. Semakin hari pelajaran yang diberikan oleh Socrates menjadi kepuasan bagi Plato dan semakin melekat hubungan mereka antar murid dan guru. Plato menjadi murid setia bagi Socrates sampai akhir hidupnya.

baca juga : Filsafat dan Kebangkitan Peradaban

baca juga : Muslim Berfilsafat Liberal?

Salah satu pemikiran filsuf Plato merupakan pemikiran–pemikiran filsuf yang terkenal pada saat itu yaitu Socrates. Socrates merupakan guru sekaligus sumber ide bagi Plato, Socrates dan Plato hidup di zaman yang berakar dalam peradaban Yunani Kuno. Wilayahnya di Lonia {sekarang menjadi pantai barat Turki} sekitar 600 tahun SM.

Kedudukan Plato di filsafat sangatlah penting karena mempunyai kegemaran untuk menggabungkan ilmu dengan puisi, seni dan filosofi. Plato mempunyai kenangan yang begitu berkesan dan sulit dilupakan. Ketika pertama kali bertemu dengan guru favoritnya Socrates. Socrates membimbing proses pembelajaran Plato. Sehingga Plato menjadi filsuf besar hingga saat ini.

Ketika Socrates meninggal, Plato begitu sedih dan sangatlah terpukul, seperti anak kehilangan bapaknya. Socrates meninggal dikarenakan berbeda cara berfikirnya dengan Gorgias. Gorgias cara berfikirnya relatif dan retolika. Sedangkan cara berfikirnya Socrates ialah dialektis. Meninggalnya Socrate dikarenakan berbeda cara berfikirnya.

Menurut pembesar Athena Socrates dianggap perusak pemikiran pemuda–pemuda saat itu. Saat akan dihukum mati Socrates tidak ada niatan untuk  melarikan diri, Socrates memilih menghabiskan waktunya dengan teman–teman di sekitarnya. Pada Socrates meminum secangkir minuman berisi racun dari dari seorang Algojo, yang membuatnya meninggal dunia.

Selang beberapa hari sejak meninggalnya Socrates, Plato memutuskan untuk pergi ke suatu tempat bernama Megara dalam rangka mengajarkan ilmu yang sudah didapatkan dari gurunya Socrates tentang filsafat. Di sana Plato tidak hanya mengajar retorika tetapi juga mengarang buku–buku yang ia dapat dari gurunya.

baca juga : Kekerabatan Filsafat dan Agama

Selang beberapa hari Plato masuk penjara dan menjadi budak, setelah itu beliau dijual di pasar budak, tanpa sengaja mantan murid Plato “Annikeris“  melihat Plato yang akan dijual, setelah itu Annikeris menemui Plato dan menebus harga untuk membeli Plato agar menjadi manusia yang bebas dan tidak dikekang lagi oleh atasannya.

Setelah beberapa saat peristiwa penebusan Annikeris diketahui oleh sahabat–sahabatnya dan orang–orang yang kenal Plato di Athena, orang–orang itu berniat untuk mengumpulkan uang yang akan mengganti uang tebusan yang ditebus oleh Annikeris, sayangnya Plato menolak rancangan–rancangan  yang mereka buat untuk menggantikan uang tebusannya.

Namun mereka tidak kehabisan akal, uang tersebut sama mereka untuk dibelikan tanah dengan tujuan tanah tersebut mempermudah Plato dalam proses ngajar-mengajar, akhirnya tanah itu dibangun menjadi ruang lingkup sekolah dan menjadi tempat untuk untuk mengajar filsafat. Tempat itu akhirnya diberikan kepada Plato dan diberikan nama “academia“.

Setiap orang pasti mempunyai cara sendiri dalam proses belajar. Plato lebih suka belajar di luar kelas dan lingkup kebun dengan sistem pembelajaran dialogis. Plato meniru proses pembelajaran Socrates yang diberikan kepadanya.

Terkadang beliau cara mengajarnya dibagi beberapa kelompok dan diberikan soal untuk mendiskusikan soal tersebut yang diberikan oleh Plato, ia hanya mengontrol apa yang mereka diskusikan, setelah mereka selesai berdiskusi barulah Plato menjelaskan cara berfikir yang benar.

Pemikiran Plato

  • Pemikiran Plato terhadap manusia

Ilmu yang didapat oleh Plato tentang manusia tidak putus dari dualisme, yakni ruh dan badan, awal mulanya manusia dari ruh, jika tidak ada ruh maka tidak jadi manusia. Setelah itu barulah muncul badan dan saling melengkapi antara ruh dan badan, tapi jika tidak ada ruh maka tidak akan menjadi manusia, jika sudah ada badan tapi ruhnya tidak berfungsi berarti manusia itu sudah meninggal.

  • Pemikiran Plato tentang ide.

 Ilmu yang ia dapat tentang ide merupakan inspirasi dari gurunya. Plato ingin menampakkan jiwa keberaniannya dan keadilannya dan ingin meneruskan sifat–sifat gurunya lebih dalam.

  • Pemikiran Plato tentang etika.

Tujuan hidupnya merupakan kesenangan dalam hidupnya yang berarti jika menyukai sesuatu. Contohnya dia suka membantu orang, suka membuat orang senang. Itu termasuk dalam tujuan hidup mereka karena melakukan kegiatan yang mereka senang terhadap kegiatan tersebut.

baca juga : Tahafutul Falasifah al-Ghazali, Sebuah Kesan Kejahatan Falsafah

baca juga : Maqashid Shari’ah Ala Imam Al-Ghazali

Bukan berarti dikatakan dengan memuaskan hawa nafsunya, karena jika kita menuruti hawa nafsu dengan terus menerus maka hal buruk yang akan timbul di jiwanya. Dalam Islam tidak baik  untuk terus menuruti hawa nafsunya maka hal buruk yang akan datang dan datanglah kerugian terhadap diri kita.

Plato tentang etika memiliki tujuan hidup yang baik yang akan ditempuh dengan polis, tetapi  Plato tetap tidak ragu bahwa manusia itu merupakan makhluk sosial. Manusia itu tidak bisa berdiri sendiri mereka pasti membutuhkan satu sama lainnya.

  • Pemikiran Plato tentang politik.

Ajaran politik diumpamakan sebagai negara ideal yang mendekati utopia, dari hasrat manusia yang akan melahirkan suatu negara. Berdirinya negara itu seperti manusia. Dia tidak bisa berdiri sendiri sebelum ada bantuan dari orang lain, berdirinya suatu negara itu butuh bantuan dan kerja sama dengan negara lain.

Setiap negara pasti mempunyai kekayaan, biasanya konflik dalam suatu negara itu terjadi karena adanya ekspansi memperluas wilayah. Maka dari itu, kita sebagai rakyat untuk memilih pemimpin yang adil dan kenyataan dalam kebenarannya, dari itulah bagaimana sikapnya dia untuk mengatasi ekspansi tersebut jika ia melakukan dengan adil maka peperangan antar negara itu tidak akan terjadi.

Pandangan Plato Terhadap Manusia

Manusia menurut Plato merupakan kumpulan jiwa dan raga. Manusia juga dikatakan mahluk ganda dikarenakan tubuh manusia bisa berubah rubah dan tidak bisa dipisahkan dari dunia indra. Asal mulanya manusia itu dari munculnya ruh. Setelah ruh itu muncul barulah dilengkapi dengan jiwa  baru setelah itu di lengkapi dengan raga.

Maka jadilah manusia yang sempurna seperti saat ini. Menurut Plato yang dimaksud dengan manusia pribadinya itu merupakan dari jiwanya itu sendiri. Sedangkan badan menurut Plato merupakan alat yang sangat berguna di suatu waktu.

Menurut Plato tujuan hidup manusia adalah kehidupan yang senang dan bahagia akan tetapi bukan hanya untuk memuaskan hawa nafsu. Jika kita hanya menuruti hawa nafsu akan berdampak buruk. Ketika orang melakukan kegiatan yang menurut mereka bahagia seperti hobi yang dibayar, atau kita suka membantu orang yang lagi terkena musibah, bila kegiatan itu membuat kita senang bisa jadi itu termasuk dari tujuan hidup kita.

Bagi Plato dunia yang sesungguhnya merupakan dunia ide, sedangkan segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan kenyataan saja.

Oleh: Salwa Fadia

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment